AGAR ANAK TIDAK EGOIS
AGAR ANAK TIDAK EGOIS
Abdul Rahman Shaleh
Anak-anak itu memang unik dengan polah tingkah yang dimilikinya. Pada umumnya anak dipengaruhi oleh sifat egosentrisme yang memang berkembang di usia mereka dan mulai berkembang saat ia mulai memiliki kesadaran akan keberadaan dirinya. Egosentrisme ini berkembang karena anak belum memiliki kemampuan ia belum mampu menempatkan dirinya dalam sudut pandang orang lain dan dalam situasi. Mereka hanya berpikir “saat ini dan di sini”. Akibatnya seringkali anak-anak memperlihatkan perilaku tidak suka disangkal, dibatasi, atau dilarang. Perilaku ini tak jarang mengakibatkan kejengkelan dan perlakuan keras orang tua terhadap anak. Semakin keras perilaku orang tua terhadap anak kemungkinan besar yang terjadi adalah serangan balasan terhadap orang tua dalam bentuk hambatan, pemberontakan, kebohongan, kemarahan dan kekesalan.
Sebaliknya, ketidaksenangan orangtua ditanggapi anak dengan kemarahan. Acapkali anak-anak tersinggung dan marah hanya disebabkan alasan-alasan sepele, karena mereka memang tidak mempunyai pribadi yang kuat. Oleh karena itu, perlu sikap yang bijak dalam mendidik anak agar proses menuju kemandiriannya tidak dicampuri oleh sifat egoisme yang salah kaprah. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendorong dan membiasakan perilaku yang positif, antara lain :
1.beri kenyamanan untuk tumbuh dengan menunjukkan sikap menerimanya dengan seluruh kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya agar ia juga dapat mengembangkan self acceptance, sembari menjelaskan dengan sabar dan lembut hal-hal penting menuju arah yang positif, termasuk bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi.
2.Beri kepercayaan pada anak atas potensinya melalui pengakuan yang tulus dan hangat (misalanya melalui pelukan) agar optimisme dan keyakinannya tumbuh.
3.Gunakan bahasa dan tutur kata yang halus. Teriakan dan kata-kata yang tidak tepat pada tempatnya secara tidak sadar dapat menjadikan anak tidak matang dalam proses perkembangannya. Pelan-pelan katakana padanya bahwa menangis, teriakan, dan hentakan kakinya tidak diperlukan bila ia menginginkan sesuatu yang baik dan mungkin untuk dipenuhi.
4.Beri tantangan tugas tertentu yang dapat memaju tanggung jawabnya terhadap kehidupannya.
0 komentar:
Posting Komentar