About US

Hikari Montessori established in 2005 is a Montessori Preschool &

kindergarten and also supplier of quality Montessori and educational

materials. We provide quality education to children aged 1 to 6 years

of age. Our Montessori Curriculum method divide into some part.

From concrete to abstract. From the simple way to complex.


Hikari Montessori is supported by professional and experts teachers.

Hikari Montessori school came to develop creativity and potential,

also build your children character.

Programs

Hikari Montessori has a program that offers

+ Toddler (1-2 years),

+ Nursery (2 - 3 years),

+ Pre – Kiddy ( 3 years ),

+ Kindergarten A ( 4 - 5 years ),

+ Kindergarten B ( 5 – 6 years )

Hikari Montessori gives the children freedom to study actively with Montessori

method.


Curriculum

Hikari Montessori Curriculum :

• Practical Life

• Mathematics

• Sensorial Training

• Language

• Culture

• Art & Music

• Physical Exercise

• Religion (Moslem&Christian)

Selasa, 16 Agustus 2011

HIKARI MONTESSORI SCHOOL: TIPS MENGAJARKAN MAKNA LEBARAN

HIKARI MONTESSORI SCHOOL: TIPS MENGAJARKAN MAKNA LEBARAN: "TIPS MENGAJARKAN MAKNA LEBARAN

Mengajarkan makna lebaran bagi anak sesuatu yang mesti dimulai dari diri sendiri. Sebab anak usia dini belajar melalui imitasi perilaku dari lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan :

Biasakan untuk bersedekah dan beri kesempatan ia bersedekah. Sembari memberi sedekah, jelaskan padanya bahwa kita perlu untuk saling tolong menolong dan berbagi karena tidak semua rezeki yang kita raih merupakan miliki kita. Ada keringat orang-orang yang membantu kita yang tidak diketahui.
Biasakan untuk saling memaafkan di hari raya mulai dari lingkungan rumah tangga, lingkungan terdekat, dan seterusnya. Ini akan mengajarkannya untuk berlaku santuan dan menjaga tatakrama, sekaligus mengajarkan untuk berarti mengakui kesalahan.
Ajak silaturahmi dan saling mengunjungi. Ini akan membantunya dalam proses sosialisasi, sembari menjelaskan bahwa silaturrahmi itu sesuatu yang mesti dilakukan dan kehidupan social.
Beri hadiah yang fungsional jika diperlukan. Tapi kita perlu menjelaskan fungsi dari pemberian hadiah tersebut."

Senin, 15 Agustus 2011

TIPS MENGAJARKAN MAKNA LEBARAN

TIPS MENGAJARKAN MAKNA LEBARAN

Mengajarkan makna lebaran bagi anak sesuatu yang mesti dimulai dari diri sendiri. Sebab anak usia dini belajar melalui imitasi perilaku dari lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan :

  • Biasakan untuk bersedekah dan beri kesempatan ia bersedekah. Sembari memberi sedekah, jelaskan padanya bahwa kita perlu untuk saling tolong menolong dan berbagi karena tidak semua rezeki yang kita raih merupakan miliki kita. Ada keringat orang-orang yang membantu kita yang tidak diketahui.
  • Biasakan untuk saling memaafkan di hari raya mulai dari lingkungan rumah tangga, lingkungan terdekat, dan seterusnya. Ini akan mengajarkannya untuk berlaku santuan dan menjaga tatakrama, sekaligus mengajarkan untuk berarti mengakui kesalahan.
  • Ajak silaturahmi dan saling mengunjungi. Ini akan membantunya dalam proses sosialisasi, sembari menjelaskan bahwa silaturrahmi itu sesuatu yang mesti dilakukan dan kehidupan social.
  • Beri hadiah yang fungsional jika diperlukan. Tapi kita perlu menjelaskan fungsi dari pemberian hadiah tersebut.

LEBARAN, ANAK, DAN KUPU-KUPU

LEBARAN, ANAK, DAN KUPU-KUPU
Abdul Rahman Shaleh

Tak terasa hari ini sudah memasuki hari keenambelas dari bulan ramadhan. Itu berarti sudah separoh bulan umat Muslimin menjalankan ibadah ramadhan dan lebaran pun tinggal hitungan hari tak sampai dua minggu. Merayakan Hari Raya Idul Fitri bagi pun sudah merupakan tradisi membudaya. Lebaran yang ditunggu sesungguhnya merupakan hari raya memperingati kembalinya manusia kepada fitrahnya. Fitrah adalah potensi dasar kemanusiaan yang secara kodrati cenderung kepada kebenaran. Dengan berakhirnya puasa berarti kemenangan melawan hawa nafsu pun telah diraih dan disimbolkan melalui “Minal ‘aidin wal faizin”, semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dan yang menang.

Kegembiran lebaran biasanya disikapi dengan berbagai macam cara dan perilaku. Ada yang bilang hari raya lebaran/ idul fitri dengan baju baru itu jadul dan ada juga yang bilang lebaran tanpa baju baru itu “like an angel without wings” karena baju lebaran kudu, musti, harus ada. Anak-anak biasanya menandai Lebaran dengan baju baru, ketupat, kue-kue yang enak, makanan lezat, dapat tambahan uang jajan dari kakek dan nenek, dan sebagainya. Tapi, berkaitan dengan makna Lebaran itu sendiri sebenarnya terkandung makna yang lebih esensial dibandingkan hanya sejumlah ritual yang memang sudah dilakukan selama ini.

Tak heran memang anak-anak memaknai lebaran sebagai sesuatu yang identik dengan hadiah dan kebaruan. Secara psikologis, ini berhubungan dengan tahapan perkembangan kognitif, mereka memang belum mampu memaknai sesuatu secara esensial. Secara social, ini dikarenakan tradisi yang tersosialisasi pada diri kita. Hal ini jika tidak hati-hati akan berdampak pada sikap materialistic dan asosial (karena takut dilihat orang jika tidak pakaian baru. Oleh karena itu, perlu kiranya mengajar makna lebaran bagi anak. Melalui ritual kebersamaan dan pemberian pemahaman mengenai makna puasa seperti yang dituliskan sebelumnya, orang tua dapat mengajarkan makna lebaran. Lebaran merupakan hadiah bagi orang yang belajar berpuasa dan merayakan kemenangannya. Ibarat ulat yang masuk ke dalam kepompong, bertahan selama 36 hari di dalam kepompong, berpuasa dan hanya berzikir, kemudian meraih kemenangan saat menjadi kupu-kupu yang cantik dan gembira. Kita adalah kupu-kupu itu yang tampil cantik meski tidak berbaju baru, karena kecantikan itu adalah hati kita yang telah bersih saat kita berlatih di bulan ramadhan. Kita layak merayakan kegembiraan setelah melatih diri selama sebulah penuh di bulan ramadhan, dan kegembiraan itu tidaklah berarti jika kalah di bulan ramadhan. Selamat meraih kemenangan.

Jumat, 12 Agustus 2011

Lagu Tasya – Arti Puasa


Lirik Lagu Tasya – Arti Puasa

Apakah arti puasa
Puasa tidak makan
Puasa tidak minum
Sejak subuh sampai magrib

Apakah arti puasa
Puasa menahan lapar
Puasa menahan haus
dan menjaga perilaku
Allah sangat suka
Allah sangat senang
Bagi anak puasa, diberi pahala
Ditempatkan Allah dalam syurga

Apakah arti puasa
Puasa tidak makan
Puasa tidak minum
Sejak subuh sampai magrib

Apakah arti puasa
Puasa menahan lapar
Puasa menahan haus
Dan menjaga perilaku Allah sangat suka
Allah sangat senang
Bagi anak puasa, diberi pahala
Ditempatkan Allah dalam syurga

Apakah arti puasa
Puasa tidak makan
Puasa tidak minum
Sejak subuh sampai magrib

Apakah arti puasa
Puasa menahan lapar
Puasa menahan haus
Dan menjaga perilaku

TIPS MENGAJARKAN ANAK BERPUASA

TIPS MENGAJARKAN PUASA
Abdul Rahman Shaleh

Puasa biasa menjadi momok bagi anak jika yang diajarkan itu hanya menahan lapar dan haus dari imsyak hingga maghrib. Oleh karena itu mengajar anak berpuasa tidaklah mudah, tetapi perlu bertahap dan menggunakan trik tersendiri. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan :

  • Sesuaikan dengan usia. Jika anak di bawah usia 7 tahun, cukup dengan mengajarkan berpuasa maksimal setengah hari. misalnya dimulai dari berbuka pada jam 10 lalu meningkat menjadi jam 12, dan seterusnya menjadi jam 2 siang hingga terbiasa sehari penuh.
  • Perlu penyesuaian asupan dan jam tidur agar ia tidak mengalami masalah dan kesulitan dalam melaksanakan puasa.
  • Beri hadiah dan pujian seperlunya dan bertahap. Misalnya jika setengah hari beri hadiah, lalu tingkatkan menjadi sehari penuh, kemudian, sejumlah hari tertentu, dan terus menjadi sebulan. Jika sudah terbiasa, hadiah tidak diperlukan lagi tetapi disertai penjelasan tentang makna puasa dan bahwa berpuasa tidak boleh terkait dengan hadiah.
  • Biasakan untuk membawanya tarawih ke masjid agar ia juga memahami bahwa ada banyak orang berpuasa, termasuk anak-anak.
  • Meski ia tidak berpuasa, ajak serta ia sahur dan berbuka bersama dengan Anda. Dengan ini ia akan memahami ada ritual tertentu yang hanya ada di bulan ramadhan
  • Sesekali ajak ia beramal amaliah ramadhan dan bertadarus bersama dengan Anda.
  • Ajarkan juga tentang bersedekah dan berzakat. Ajak ia saat Anda membawayarkan zakat dan sedekah. Bila perlu biarkan ia yang memasukkan sedekah Anda ke dalam kotak amal atau memberikannya kepada Panitia Pengelola Sadaqah dan Zakat.
  • Jika ia berbohong saat ditanya apakah masih puasa, jangan marah. Ia tidak ingin mengecewakan Anda, sehingga beri apresiasi dan nasehat. Motivasi dengan kompetisi berpuasa.
  • Beri kesempatan ia untuk tetap melakukan aktivitas, tetapi jaga agar ia tidak kehilangan energi kreatifnya. Ajak ia memahami makna puasa melalui perilaku dan contoh saat Anda sedang bekerja atau belajar memahami al-Qur'an.

MAKNA PUASA BAGI ANAK

Makna Puasa Bagi Anak
Abdul Rahman Shaleh

Puasa atau Shaum secara bahasa diartikan dengan menahan atau mencegah. Secara fiqhiyah syar’iyah artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Dalam QS. Al-baqarah : 183 yang diwajibkan berpuasa adalah orang yang beriman. Perintah ini dilengkapi secara fiqhiyah dengan dipersyaratkannya akil baligh. Dengan demikian anak-anak yang belum berakil baligh berlum diwajibkan berpuasa.

Namun demikian dalam tahap pembelajaran membiasakan dan melatihkan anak untuk berpuasa secara bertahap merupakan satu hal yang penting. Sebab ada beberapa makna positif bagi perkembangan psiko-sosialnya. Secara sosial, anak dibiasakan untuk memahami orang lain yang sedang berpuasa dan bagaimana berempati kepada orang yang tidak memiliki atau sedang dalam kesulitan. Anak juga dibiasakan berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain di luar lingkungan keluarganya saat ia bertarawih dan bertadarus. Melalui pesantren kilat anak, anak dibiasakan untuk mengembangkan spirit sosial (baca : energi sosial) melalui gerak dan tindakan yang sama dan seirama. Toleransi terhadap orang yang berpuasa dan tidak berpuasa juga berkembang saat ditunjukkan bahwa ada orang-orang yang memang tidak diwajibkan berpuasa (misalnya karena sakit atau hal lainnya yang menjadi mudharat syar’i).

Secara psikologis, anak diajarkan untuk mengatur emosinya dengan mengendalikan diri saat ia sedang menahan lapar dan haus. Anak juga biasanya menjadi kreatif dikarenakan ia belajar mengalihkan perhatiannya dari rasa lapar. Namun demikian, perlu kehati-hatian dalam mengajarkan anak berpuasa. Asupan gizi dan pola tidur perlu dijaga agar problem gizi dan keseimbangan fisiknya tetap terjaga saat ia melaksanakan ibadah puasa.

Kamis, 11 Agustus 2011

LUKA ITU MENGUATKAN

LUKA ITU MENGUATKAN

Jangan biarkan luka Anda semakin lebar dengan keluhan dan ketakutan. Tetapi buatlah luka itu semakin membuat Anda kebal dan kuat dengan membalikkkan sudut pandang Anda. Ketakutan menjadi senjata, keluhan menjadi kekuatan.

(arahman_sh, yogya, 12 agustus 2011)

Tips Mendekati Anak dan Mengembangkan Kecerdasannya

Tips Mendekati Anak dan Mengembangkan
Kecerdasannya*
Abdul Rahman Shaleh

Berikut ini merupakan beberapa tips membangun komunikasi yang sehat antara orang tua.
  1. Ketika Anda sedang menidurkan anak,berbicaralah dengan sepenuh hati dan dewasa. Tunjukkan bahwa Anda mencintai dan menyayanginya sepenuh hati sembari berdoa dalam hati bahwa ia merupakan anak shaleh, baik hati, kuat, dan cerdas. Saat ia sedang relaks dan berada dalam kondisi hampir tertidur, bisikkan kalimat-kalimat positif yang membangun jiwanya. Bila perlu beri sentuhan,elusan, dan dekapan sepenuh hati agar ia semakin nyaman.
  2. Gunakan kartu bermain yang penuh warna dan bermainlah bersamanya. Misalnya kartu huruf dan angka. Bila perlu Anda dapat membuat mainan kartu tersebut bersamanya.
  3. Sekali waktu ajak ia bermain origami, menanam bersama, dan bahkan biarkan ia bekerja bersama Anda di air, bangunan tanah, menggambar, atau permainan lain yang membuatnya bergerak.
  4. Mendongeng dan bermain teka-tekilah bersamanya dan biarkan imajinasinya berkembang. Lain waktu Anda dapat bercerita dan memberi teka-teki pada Anda dan pura-puralah berpikir keras untuk menebak jawabannya.
  5. Jangan marah dan berbicara keras. Jika ini terlanjur, minta maaflah.
*Diramu dari berbagai sumber

Tips Menghadapi Campur Tangan Nenek*

Tips Menghadapi Campur Tangan Nenek*

Libatkan Suami/Isteri Anda. Demi kebaikan semua pihak, sebaiknya ia tak perlu tahu semuanya. Duduklah bersama suami/istri Anda dan diskusikan apa yang sebaiknya dirahasiakan dari Ibu/Ayah/Mertua Anda, seperti hal yang menyangkut uang, anak-anak dan kesehatan. Semakin banyak informasi yang diketahui Ibu/Ayah/Mertua, semakin gencar ia memberi opini, saran bahkan kritik.

Sepakati Jadwal Kunjungan. Bangun kebiasaan agar saat Anda berkunjung ke rumah Ibu/Ayah/Mertua atau sebaliknya untuk selalu dengan pemberitahuan. Hindari kunjungan dadakan agar ada persiapan.

Positiflah. Ibu/Ayah/Mertua seringkali berpikir apakah anaknya bisa menjadi orangtua yang baik cucu mereka. Bahkan pada taraf tertentu, mereka menguji dan menekan Anda. “Respon terbaik adalah tidak memeberikan respon sama sekali”, ujar Nina W. Brown. Respon negatif hanya akan memicu perseteruan. Tenangkan diri Anda dan tetaplah tersenyum

Jelaskan Maksud Anda. Cobalah jelaskan maksud Anda pada bagian dimana Ibu/Ayah/Mertua memberikan kritik pada Anda, dan minta agar mereka tidak menghakimi Anda, tetapi membantu Anda untuk meyakinkan si anak. Seringkali Ibu/Ayah/Mertua ingin menjadi bagian dari tim pendidikan cucu mereka, dan bila Anda membuat dia merasa berguna. Pada tahap ini biarkan ada campur tangan (sedikit). Mintalah sekali-sekali saran dari mereka.

*Diramu dari berbagai sumber

Sabtu, 06 Agustus 2011

Kesulitan yang Menguatkan

Anak perlu diajarkan tentang kesulitan hidup, melalui pola tarik ulur pengasuhan atau filosof mulur mungkret. Sebab seorang yang belajar tentang kesulitan justru akan semakin kuatdan berdaya dalam menghadapi hidup. Hanya saja yang paling penting dalam hal ini bukanlak kesulitannya, tetapi bagaimana anak dibantu untuk belajar memaknai setiap kesulitan atau peristiwa yang dihadapinya secara positif.

POSITIF-NEGATIF PENGASUHAN NENEK

Pengasuhan yang dilakukan kakek-nenek sering dianggap sebagai ‘kesempatan kedua untuk menjadi orangtua’ bagi kakek-nenek. Tidak heran banyak kakek-nenek yang ingin terlibat aktif/penuh dalam pengasuhan cucu mereka. Ini bisa disebabkan selain karena keinginan untuk ikut serta bertanggung jawab dalam pengasuhan, tidak jarang dipandang sebagai upaya untuk ‘menebus dosa’ atas “kekeliruan” yang dulu dialami ketika membesarkan anak mereka sendiri.

Keterlibatan kakek-nenek dalam pengasuhan anak tidak akan menjadi masalah jika orangtua sepaham dengan kakek-nenek tentang bagaimana cara mengasuh anak. Namun jika berbeda, timbul berbagai masalah, bahkan beberapa pasangan sering bertengkar karena beda paham tentang seberapa jauh orangtua mereka (kakek-nenek) bisa mengasuh anak. Atau bahkan menjadi momok yang menekan pada orangtua karena terus menjadi pusat “serangan” kakek-nenek”. Hal ini banyak dikarenakan kurangnya komunikasi orangtua-kakek/nenek mengenai bagaimana pola mendidik yang ‘baru’ sesuai dengan zaman hidup anak. Biasanya kakek-nenek terlalu memanjakan si anak. Aturan yang sudah diterapkan oleh orangtua kepada anak-anaknya justru dilanggar kakek-neneknya. Hal ini dapat menimbulkan perselisihan pada beberapa pasangan. Perbedaan pola asuh ini berdampak pada kemandirian anak. Misalnya anak akan menjadi kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas hariannya seperti makan, mandi, atau kurang mandiri dalam menyelesaikan masalah.

Namun demikian ada juga sisi positifnya. Misalnya, tanpa nada menghakimi dan menyalahkan, kakek-nenek dapat berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengasuh anak, dan bahkan memberi contoh kepada orangtua, sehingga anak mendapatkan pengasuhan yang lebih baik seperti pengaturan menu makanan, atau si anak tidak melulu bergaul dengan pengasuhnya. Dalam komunikasi yang tepat, anak akan belaja meniru pengalaman positifnya dalam bergaul bersama kakek-nenek.

Tetapi perlu dicatat, jika penerapan pola pengasuhan tidak konsisten dikhawatirkan akan menyebabkan si anak memiliki kecenderungan negatif. Si anak akan membandingkan pola dan mencari perlindungan kakek-neneknya saat ia merasa tidak nyaman dengan orangtuanya. Akibatnya hubungan orangtua-anak menjadi buruk. Ini dapat menjadi pukulan bagi orangtua yang dapat berujung pada depresi. Selain itu kemampuan ekspresi emosi anak menjadi kurang tepat, karena bingung terhadap pola yang ada. Pada tahap ini, orangtua selayaknya memiliki keberanian untuk berbicara dengan kakek-nenek (orangtua atau mertua) mengenai pola yang tepat dalam mendidik anaknya.

Address:

HIKARI MONTESSORI
Jl.Bintaro Utama 9 HB 19 No.15-19
Sektor 9 Bintaro Jaya, Jakarta Selatan
T. (021) 56134599
HP. (021) 0811 88 90 99
www.hikarimontessori.com

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP