Anak itu Unik
Tim Psikologi Hikari Montessori
Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life's longing for itself.
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you.
You may give them your love but not your thoughts
For they have their own thoughts.
Anakmu bukanlah milikmu
Mereka adalah putra putri sang Hidup, yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau
dan mereka ada bersamamu, tetapi bukanlah milikmu
Berikanlah mereka kasih cintamu, namun jangan sodorkan pemikiranmu
sebab mereka punya pikiran tersendiri
Sajak Kahlil Gibran boleh jadi merupakan gambaran yang tepat bagaimana anak memang berbeda dengan orang dewasa, sehingga orang dewasa tidak diizinkan memandang dan memperlakukan anak sama seperti dirinya, meski ia adalah orangtuanya. Dalam perspektif psikologi, anak memang berbeda dengan orangtua, tetapi ia harus diperlakukan secara unik, karena ia memang unik terlebih pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Setiap tahapan perkembangan merupakan masa penting dan peka. Setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Perlu ketelitian dari orangtua untuk mendorong anak agar mencapai puncak perkembangannya. Seorang anak memerlukan pengalaman dan dapat dibiarkan melakukan penemuan sendiri untuk mengoptimalkan momen pembelajarannya. Orangtua dapat menjadi partner bermain dan belajar sekaligus membantu proses stimulasi yang dibutuhkan, terutama di periode emas (0-6 tahun) kehidupannya. Hal ini pulalah yang dikemukakan oleh Maria Montessori melalui teori perkembangannya bahwa faktor lingkungan dan perlakuan orang dewasa (pendidikan) hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak. Montessori meyakini lingkungan haruslah merupakan tempat yang menyenangkan (loving area), kondusif (nourishing) untuk membantu perkembangan, tempat dimana guru atau orang dewasa dapat mengobservasi perkembangan mereka dan membuat perubahan-perubahan sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka.
Adapun tahapan perkembangan anak menurut Maria Montessori adalah :
0 - 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui indera yang dimilikinya. Ini bisa diamati dengan kebiasaan anak/balita untuk melihat setiap gerak dan stimulasi secara lama atau berusaha menyentuh benda-benda yang berada didekatnya.
6 bulan – 3 tahun, mulai memiliki kepekaan bahasa dan ini merupakan waktu tepat untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Ini akan tampak dari usaha anak untuk berceloteh dengan orang yang disekitarnya.
2- 4 tahun merupakan masa stimulasi gerakan-gerakan otot agar dapat dikoordinasikan dengan baik untuk berjalan dan bergerak, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari adanya urutan waktu. Ini terlihat dari rasa ingin tahunya yang luar biasa dan aktivitas fisik yang kadang kala tidak terkendalikan.
3 – 6 tahun merupakan kepekaan untuk peneguhan sensoris. Pada tahap ini anak semakin memiliki kepekaan indrawi, khususnya pada usia sekitar 4 tahun dimana ia memiliki kepekaan menulis dan memiliki kepekaan yang bagus untuk membaca pada usia antara 4 sampai 6 tahun. Bisa diamati dengan aktivitas mencoret buku, bahkan dinding dan kadang kala membolak-balik buku lalu berkomat-kamit seolah-olah sedang membaca. Jika ini teramati dengan baik, orangtua atau guru tinggal memandunya agar lebih berkembang.
Dalam masa peka ini, setiap anak berbeda dalam perkembangnnya. Oleh karena itu, biarkan anak berkembang sesuai dengan pilihannya sendiri. Sebab anak sangat senang kalau diberikan kesempatan untuk menentukan keinginannya sendiri, karena mereka sedang membutuhkan kemerdekaan dan perhatian. Pada masa ini terutama pada usia 2 – 6 tahun muncul rasa ingin tahu yang besar dan menuntut pemenuhannya. Mereka terdorong untuk belajar hal-hal yang baru dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Sampai pada usia ini, anak-anak masih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan orang tuanya. Oleh karenanya, guru dan orang tua hendaknya memberikan jawaban yang wajar.
Bahan Bacaan :
Maria Montessori. 1912. The Montessori Methods.New York : Frederick A Stocks.
Carolyn Pope Edwards. 2002. Three Approaches from Europe. Spring. Volume 4 Number 1
0 komentar:
Posting Komentar